“Saya sendiri yang menunggui kru di rumah sakit. Kru itu harus dilarikan ke rumah sakit karena alami gangguan pernafasan,” pungkasnya.

Kesurupan kedua terjadi di Joglo tengah Hutan Managama yang terpisah dari lokasi syuting KKN Desa Penari di Dusun Ngluweng. Ketika para kru dan figuran sedang duduk di dekat sendang atau kolam yang terdapat banyak sesajen, tiba-tiba salah-satu warga yang juga ekstras, kesurupan.

Baca juga : Ketindihan, Sulit Bernafas Hingga Tak Bisa Bergerak

Untungnya, masalah itu dapat teratasi oleh dukun yang sengaja di bawa selama proses syuting. Bahkan, Subardo berkata mertuanya diganggu oleh hal mistis hingga berakibat sakit perut.

“Mertua saya saja sampai perutnya sakit. Katanya masuk angin, cuma ketika dilihat secara mistis ternyata karena gangguan makhluk halus penunggu sendang. Beliau sampai meminta bantuan orang pintar untuk menyembuhkannya,” terangnya.

Acara tahlilan juga dilakukan ketika proses syuting telah berakhir. Tetapi karena dilakukan di Rumah Ngadiyo atau rumah film utama tersebut, para warga justru merasa merinding karena bentuk kamar yang masih layaknya dalam sinema.

“Rasanya merinding wong bentuk kamar masih belum diubah kayak saat syuting,” katanya.

Banyaknya media yang menyoroti hal ini, pihak MD Pictures selaku rumah produksi yang menaungi film KKN Desa Penari buka suara akan hal ini. Pihak production house mengatakan melakukan deal dengan pihak agency untuk koordinasi dengan para figuran.

“Terkait kabar honor 75 ribu rupiah untuk para figuran tanpa dialog, MD Pictures sebelum syuting melakukan deal dengan pihak agency untuk koordinasi para figuran,” demikian pernyataan tertulisnya dikutip dari Liputan 6.

Baca juga : Tepati Komitmen, Gubernur Sulsel Rampungkan Gaji, THR, dan TPP ASN

Sutradara Film KKN Desa Penari Awi Suryadi juga menanggapi hal serupa. Ia mengatakan pihaknya tidak tahu menahu akan fee yang diterima para figuran.